Minggu, 18 November 2012

MASJID PEDULI LINGKUNGAN

Sholat Di Beberapa Masjid
Saya pernah sholat zuhur di sebuah masjid. Katakanlah masjid A.  Setelah selesai, saya duduk diterasnya.
Sambil memperhatikan, saya lihat suasana sekeliling masjid. Sebagai insan yang cinta pertanian, saya menilai masjid A ini kurang cinta pertanian atau lingkungan.
Sebab di masjid A ini, tak ada sama sekali ruang terbuka bagi tanaman. Artinya, semua tanah yang ada diperuntukan buat masjid.
Dalam kesempatan yang lain, saya juga pernah melakukan sholat di masjid B. Bahkan sudah puluhan kali, saya melakukan sholat di masjid B ini.
Selesai sholat, biasanya saya ke teras sambil istirahat. Saya senang duduk di teras halaman ini sambil memandang lingkungan masjid yang penuh dengan tanaman rindang. Apakah masjid B ini, sudah masuk dalam katagori peduli lingkungan? bisa ya bisa tidak.

Masjid Peduli Lingkungan Versi Saya
Sebagai seorang Muslim, tentu saya ingin melihat dan menyaksikan sebuah masjid yang “peduli lingkungan”.
Beberapa Kriteria Masjid Peduli Lingkungan

Dalam kaca mata saya, masjid yang peduli lingkungan adalah sbb :
1. Masjid yang memiliki ruang terbuka
Ruang terbuka ini minimal 20 % dari luas bangunannya. Ini penting, sebab masjid membutuhkan suasana yang indah. Salah satu keindahan tsb adalah adanya ruang terbuka yang dipenuhi dengan bermacam tanaman.
Selain memberi nuasa keindahan, juga memberikan nuasa sejuk. Banyaknya tanaman akan mengeluarkan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia dan makhluk lain. Sehingga memberikan kesan indah, sejuk dan segar.

2. Adanya Kolam Buatan
Saya pernah beberapa kali ke masjid Istiqlal, selain ada ruang terbuka yang luas. Masjid ini dikelilingi oleh kolam/sungai/danau buatan.
Itukan masjid yang besar, jadi wajar saja. Mungkin ada yang bertanya demikian?
Sebelum saya jawab, apa fungsi kolam buatan tsb?
Tak lain agar air yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan liter selesai wudhu tidak langsung terbuang ke selokan. Tapi ditampung di kolam tsb. Apalagi kalau sholat jumat/idul fitri/idul adha, bisa puluhan ribu liter yang terpakai akan masuk lagi ke kolam tsb.
Jadi, boleh dibilang kolam buatan tsb jadi sumur resapan. Apa jadinya, bila di masjid terbesar Di Indonesia tak memiliki kolam buatan tsb. Air yang jumlahnya sangat banyak tsb akan lari ke selokan terus ke kali Jakarta yang terkenal hitam. Dan akhirnya masuk laut,,,
Bila masjidnya biasa, maka kolam buatannya juga biasa. Artinya disesuikan dengan kolam/danau/sungai buatan. Bisa jadi, yang 20 % ruang terbuka ini sudah termasuk kolam buatan tsb.

3. Merekayasa kran air
Lho kok apa hubungannya dengan kran air?
Suatu ketika, saya pernah menegur seseorang yang berwudhu denga kran air yang full diputar.
“maaf pak, airnya bisa dikecilkan sedikit”
“oh ya” kemudian dia mengurangi debit air kran yang keluar.
Menurut saya, dengan kran air yang full tsb, air yang terpakai/ terbuang bisa 5 literan. Setelah dia mengurangi air kran tsb, jumlah air yang terpakai sekitar 2 literan.
Pernah juga, saya menegur seseorang dalam kasus di atas. Tapi beda, dia tetap saja tak peduli dengan air yang dipakai.
Pengalaman saya selama sholat di masjid-masjid, saya melihat banyak sekali untuk kasus nomor 2. Mereka menggunakan air secara tak wajar. Apalagi bila di musim kemarau yang cukup panjang,,
Dengan kasus ini, maka alangkah baiknya pihak pengelola masjid “merekayasa” kran air yang keluar secara wajar. Walaupun diputar atau digerakkan secara full. Air yang keluar tetap saja tidak besar.
Ini jelas penghematan yang luar biasa untuk masalah air.
Saya  masih ingat ada ucapan dari seorang ustad, dikatakannya : “ada hadist Nabi Mahamad SAW, bila seseorang yang sedang wudhu di sebuah sungai, tak boleh membasuh lebih dari 3 kali”.
Bayangkan, disebuah sungai yang banyak airnya saja, Nabi Kita sangat peduli akan lingkungan.
Jadi, coba kita bayangkan dan kalkulasi, berapa jumlah masjid di Indonesia? berapa liter air yang tiap hari terpakai untuk sholat 5 waktu dalam sehari?
Belum lagi, perilaku masyarakat kita (sewaktu berwudhu) yang sebagian besar seakan membuang air secara tak wajar.
Dan repotnya, air yang jumlahnya jutaan liter/hari tsb langsung ngacir ke selokan terus ke kali/sungai. Dan akhirnya ke laut.
Kita misalkan saja, 10 juta saja yang sholat di masjid. Setiap orang butuh minimal 2 liter air untuk wudhu. Maka dibutuhkan sekitar 20 juta liter/wudhu.
Bila 1 hari 5 kali wudhu maka dibutuhkan sekitar 100 juta liter/hari untuk wudhu. Oke, misalkan kita diskon lagi 50 % saja, hasilnya 50 juta liter/hari.
Alangkah indahnya, bila air yang jumlahnya puluhan jutaan liter/hari tertampung dulu di sekitar masjid sebagai sumur resapan. Artinya, masjid-masjid tsb punya kolam/sungai/danau buatan.

4. Masjid Yang Punya “Materi” Lingkungan
Di zaman Nabi Muhamad SAW, masjid punya milti fungsi. Tak sebatas materi aqidah dan ibadah saja. Tapi masjid juga sarana belajar apa saja.
Ketika akan melepas pasukan perang, apa yang pernah dikatakan oleh Nabi Kita di masjid?
“,,,  jangan kalian bunuh orang tua, perempuan, anak-anak. Jangan kalian tebang pohon-pohon,,, “
Apakah ucapan Nabi Muhamad SAW ini, tak peduli lingkungan?
Idealnya, masjid punya minimal 2 lantai. Lantai 1, untuk sarana belajar atau kegiatan lainnya. Belajar apa saja, tak menutup kemungkinan belajar pertanian. Atau yang bermateri lingkungan hidup.
 Untuk lantai 2, untuk sarana ibadah khusus.

5. Ada (Banyak) kamar kecil
Di daerah saya, ada sebuah masjdi besar yang dulunya punya 1 kamar kecil. Sisanya tempat buang air kecil dengan berdiri. Itu sudah berpuluh-puluh tahun.
Tapi, setelah direnovasi apa yang terjadi? tak ada satu pun tempat buang air kecil yang berdiri? semuanya dirubah jadi kamar kecil plus ada tempat WC nya.
Sebab dengan kondisi demikian, kebersihan masjid bisa terjaga. Di Taiwan saja, ada anjuran supaya kencing dalam kondisi duduk.  Di Swedia pun demikian, ada anjuran supaya kencing tak berdiri.
Mungkin masih banyak yang lain point yang bisa membuat masjid peduli akan lingkungan hidup. Semoga,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar