Senin, 24 September 2012

Mengapa Tidak Semua Hewan Dapat Dijinakkan?




Sekitar 11.000 tahun yang lalu, manusia mulai menyadari bahwa ada tempat yang lebih baik bagi beberapa hewan daripada berakhir di ujung tombak mereka. Mereka mulai membujuk beberapa hewan untuk datang ke pemukiman mereka, dan secara bertahap mengubah kebiasaan hewan-hewan tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan manusia untuk makanan, tenaga kerja dan sebagai sahabat. Selama ribuan tahun, manusia mencoba-coba menjinakkan banyak spesies. Tetapi hanya beberapa, seperti sapi, kambing, domba, ayam, kuda, babi, anjing dan kucing, yang telah terbukti sukses dijinakkan dan dapat berkembang hampir dimana saja selama ada manusia.


Tapi mengapa hanya hewan-hewan tersebut? Mengapa tidak badak, harimau, zebra, atau salah satu dari ratusan hewan buas lainnya? Menurut ahli fisiologi evolusi dan geografi, Jared Diamond, dalam bukunya yang berjudul "Guns, Germs and Steel", ada enam kriteria yang harus ada pada diri seekor hewan agar ia dapat dijinakkan.

Pertama, hewan tersebut tidak boleh pilih-pilih makanan, mereka harus dapat menemukan cukup makanan di sekitar pemukiman manusia untuk bertahan hidup. Hewan-hewan herbivora seperti sapi dan domba, harus mampu mencari makanan di padang rumput. Sementara karnivora, seperti anjing dan kucing, harus rela mengais-ngais sisa makanan dari manusia.

Kedua, hanya hewan yang mencapai kematangan dengan cepat relatif terhadap masa hidup manusia lah yang masuk kriteria selanjutnya. Kita tidak bisa membuang waktu terlalu banyak untuk memberi makan dan merawat binatang sebelum binatang tersebut tumbuh cukup besar dan mandiri. Karena gagal untuk memenuhi persyaratan ini, gajah tidak dapat dijinakkan secara luas, mereka memang bisa dijinakkan dan menjadi pekerja yang sangat baik, tetapi butuh waktu selama 15 tahun untuk mencapai ukuran dewasa sehingga hanya sedikit orang yang mau menjinakkan mereka.

Ketiga, hewan tersebut harus mampu untuk berkembang biak dalam penangkaran. Makhluk yang bersifat teritorial ketika berbiak, seperti kijang, tidak dapat diletakkan dalam kandang yang penuh sesak. Dan meskipun orang Mesir kuno diketahui pernah mejadikan cheetah sebagai hewan peliharaan, kebanyakan kucing-kucing besar tidak akan berkembang biak tanpa ritual pendekatan yang sangat rumit (seperti berjalan bersama untuk jarak yang sangat jauh), sehingga mereka hampir tidak pernah dapat dijinakkan.

Keempat, hewan tersebut harus patuh dan tidak agresif secara alami. Sebagai contoh, sapi dan domba umumnya merupakan hewan yang patuh dan tidak agresif, tetapi kerbau Afrika dan bison Amerika dapat sangat tak terduga dan dapat sangat berbahaya bagi manusia, sehingga dua spesies ini tidak dapat dijinakkan. Demikian pula zebra, meskipun terkait erat dengan kuda, mereka biasanya jauh lebih agresif, dan ini mungkin menjelaskan mengapa zebra yang berhasil dijinakkan hanya merupakan kasus yang langka.

Kelima, hewan tersebut tidak boleh memiliki kecenderungan kuat untuk panik dan melarikan diri ketika terkejut. Aturan ini membuat sebagian besar spesies dari rusa dan kijang, yang memiliki kebiasaan untuk kabur dan memiliki lompatan yang kuat yang memungkinkan mereka untuk melarikan diri melewati pagar yang tinggi, tidak dapat dijinakkan. Domba, meskipun mereka juga terkadang panik, namun mereka memiliki naluri untuk berkelompok, yang menyebabkan mereka untuk tetap bersama-sama dengan kelompoknya ketika panik, sehingga mereka dapat digiring dan digembalakan.

Terakhir, dengan pengecualian kucing, binatang tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan hirarki sosial yang didominasi oleh kepemimpinan yang kuat. Hal ini memungkinkan kita untuk dengan mudah memperlakukan mereka sehingga mereka akan mengenali pengasuh manusia mereka sebagai pemimpin mereka

sumber: http://www.berbagaihal.com/2012/06/mengapa-hewan-tidak-dapat-dijinakkan.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar